Tuesday, July 19, 2011

THE LAST SHOW OF MOCCA: DIWARNAI HARU BIRU

Arina pun tak kuasa menahan air mata
(Penulis : Sekar Seruni)photo by seruni
Grup band asal Bandung, Mocca yang baru saja merampungkan konser tunggal terakhirnya, "Mocca Cabaret Musical Concert : Annabelle and The Music Box", Jumat (15/7) sebelum mereka vakum, langsung membuat Swinging Friends menitikkan air mata.
Euphoria bahagia dengan 23 lagu yang dikolaborasikan bersama White Shoes & The Couples Company, EndahNRhesa, Float, Ade Paloh dan Mondo Gascaro 'SORE' tiba-tiba berubah jelang konser berakhir. Suasana haru biru jelas terlihat saat Arina cs selesai melantunkan hits Life Keeps on Turning. Para Swinging Friends langsung merapat ke venue. Mereka yang datang dari Bandung, Malang, Palembang, Singapura bahkan Malaysia nggak mau menyia-nyiakan kesempatan langka ini untuk bertemu dengan para personel Mocca sekaligus mengabadikan foto terakhir bersama mereka.
Bisa ditebak, Arina yang akan meninggalkan tanah air pun, langsung menitikkan air mata. Disusul para Swinging Friends yang ikutan sedih.
"Sedih banget gue. Nggak tahu nih nunggu sampai kapan lagi, bisa lihat konser mereka," jelas Via, Swinging Friends Bandung yang medapatkan setangkai bunga mawar putih dari Arina.
Yap, antara puas, senang dan sedih.





Monday, July 18, 2011

Konser di Kanada, Cupumanik Siap Bawa Nama Indonesia

Konser di Kanada, Cupumanik Siap Bawa Nama Indonesia
Cupumanik (dok.pribadi)
Jakarta - Lama tak terdengar bukan berarti Cupumanik telah bubar. Bahkan mereka akan membawa nama Indonesia untuk tampil dalam sebuah festival musik di Kanada.

Band yang berdiri pada 25 Oktober 1996 itu mengikuti ajang Planetrox. Sebanyak 15 negara bergabung dalam Planetrox nantinya band-band perwakilan mereka akan tampil dalam Festival Envol et Macadam, Quebec, Kanada pada 30 September 2011.

Setelah dibuka pendaftaran, 30 Mei lalu terpilih 9 band yang akan diaudisi lewat video mereka. Mereka pun mengumpulkan voting untuk menuju final. Cupumanik pun berhasil meraih voting tertinggi. Lima band kemudian tampil di Fame Station, Bandung pada 17 Juli 2011 untuk langsung dipilih mewakili Indonesia.

"Sepanjang kariernya Cupumanik, kita nggak pernah ikut-ikutan festival. Ini inisiatif manajer kami yang diam-diam ngedaftarin. Kita bilang coba-coba ke Kanada kenapa nggak. Sekalian ini juga untuk mengingatkan pecinta musik kalau Cupumanik masih ada," ujar sang bassis Iyak kepada detikhot, Senin (18/7/2011).

Tahun ini untuk pertama kalinya Planetrox akan melibatkan Kanada, Korea, Indonesia, Amerika Serikat, Perancis, Belgia, Inggris, Jerman, Norwegia, Irlandia, Italia, Spanyol, Jepang, Cina, Malaysia, dan beberapa negara Asia lainnya. Festival ini setiap tahunnya dihadiri lebih dari 20 ribu penggemar musik, serta banyak profesional industri musik. 

"Awalnya nggak nyangka, kaget banget. Mungkin orang nggak sempat kenal kita, dengan ini jadi kenal. Bukan hanya di Indonesia tapi kita bisa belajar juga di Kanada. Yang jelas kita siap membawa nama Indonesia ke festival internasional itu," tutur Iyak.

Beberapa waktu lalu band yang digawangi Che (vokal), Esky (gitar), Iyak (bass) dan Donny (drum) itu merilis sebuah single bertajuk 'Grunge Harga Mati'. Mereka pun sedang menyiapkan single selanjutnya bertajuk 'Luka Bernegara'.

"Selama dua sampai tiga tahun kita sempat vakum. Tapi akhirnya duduk bareng lagi dan memutuskan untuk bareng lagi. Lebih matang, belajar dari kesalahan sebelumnya," jelas Iyak.

Sebelumnya mereka pernah merilis album perdana self titled pada 18 April 2005. Cupumanik yang sebelumnya bergelut di kancah indie kala itu dilamar label Aquarius. Ternyata kerjasama mereka tak berlanjut dan Cupumanik kembali ke jalur indie.

 (yla/mmu)







THE TIELMAN BROTHERS,Legend Musik Rock n Roll Indonesia Yang Terlupakan Oleh Bangsanya


Ngefans sama The Beatles, Jimmy Hendrix, atau Rolling Stones! Sebuah hal yang wajar karena mereka-mereka itu memang musisi handal yang albumnya selalu dikenang sepanjang masa. Tapi jauh sebelum kejayaan mereka, Indonesia pernah mencatatkan sejarah mencetak band rock gokill pada akhir tahun 1960-an. Mereka bukan Koes Bersaudara ataupun Koesplus atau Pambers, mereka adalah The Tielman Brothers.The Tielman Brothers adalah orang keturunan maluku yang besar Surabaya dan pindah ke Belanda untuk mengadu nasib. Mereka adalah kakak beradik dari pasangan Herman Tielman dan Flora Lorine Hess. Pasangan kakak beradik ini antara lain, Andy Tielman (lead guitar, vocals), Reggy Tielman (2nd lead guitar, vocals), Ponthon Tielman (double bass, vocals)Loulou Tielman (drums, vocals). Kebiasaan bermusik di keluarga yang kental lah yang membuat Tielman bersaudara ini sangat mahir dalam bermusik, dan menciptakan sound-sound yang aneh pada zamannya.
Cerita The Tielman Brothers dimulai ketika di Surabaya 4 bersaudara Tielman kecil sering memainkan lagu-lagu daerah pada tahun 1945. Mereka tampil saat sang Ayah yang berprofesi sebagai komandan tentara KNIL sering mengajak rekan-rekannya berpesta di rumah. Tak disangka ternyata penampilan kakak beradik ini sangat memukau penonton yang hadir dalam pesta itu. Karena yang hadir dalam pesta itu notabenenya adalah pejabat-pejabat maka The Tielman Brother tidak kesulitan untuk tampil di berbagai pagelaran musik. Mereka pernah tampil di Timor-timur bahkan mereka pernah tampil di hadapan presiden Soekarno di Jakarta pada bulan Desember 1949. Saat itu mereka masih membawakan lagu-lagu dari Les Paul, Elvis Presley, Little Richard, Bill Haley, Fats Domino, Chuck Berry and Gene Vincent. Dan mulai saat itu mereka berkonsentrasi untuk memainkan rock n roll yang lebih garang.
Tahun 1957 mereka mendapat kesempatan untuk tour di Belanda, akhirnya The Tielman Brothers memutuskan untuk hijrah ke Belanda mengingat masa depannya akan lebih baik jika berada di negeri kincir angin itu. Penampilan pertama mereka adalah di Hotel De Schuur di Breda, dengan membawakan versi lain dari lagu Bye Bye Love nya The Everly Brothers. Setelah penampilan yang heboh di Belanda, The Tielman Brothers semakin dikenal di seluruh Belanda bahkan mereka sering diundang tampil di Belgia dan Jerman. Pada awal tahun 1960 The Tielman Brothers merilis 4 lagu ciptaan mereka sendiri, lagu itu antara lain My Maria, You’re Still The One, Black Eyes, dan Rock Little Baby.

Lagu ciptaan mereka ternyata banyak disukai oleh orang-orang Belanda. Orang-orang Belanda sering menyebut aliran musik The Tielman Brothers sebagai aliran Indorock. Orang Belanda menyebut Indorock karena kebanyakan band-band tersebut beranggotakan orang-orang Indonesia. Selain The Tielman Brothers ada juga Band Electric Johnny & his Skyrockets , The Crazy Strangers, The Crazy Rockers dan The Black Dynamites(Los Indonesios). Sayang nampaknya di Indonesia sendiri eksistensi mereka kurang dikenal, orang Indonesia lebih menyukai The Beatles, Jimmy Hendrik, dan Rolling Stones. Padahal sebelum The Beatles terkenal Paul Mc Cartney pernah menonton band-band Indorock dan dia sangat terinspirasi akan musik-musik band indorock. Lalu teknik permainan gitar sang dewa gitar Jimmy Hendrik sebenarnya sudah dimainkan secara apik oleh The Tielman Brothers. Jadi berbanggalah Indonesia pernah memiliki The Tielman Brothers.
jika ingin lebih lengkapnya silahkan kunjungi link ini.
sangat lengkap dengan videonya juga.
sumber : indorock.pmouse





Ayo Nonton!! Konser Musik dan Budaya Anak Indonesia di Auditorium RRI

Anda pernah menonton konser musik dan budaya yang dimainkan oleh anak-anak secara megah di kota Semarang..? Jika belum datang dan saksikanlah pertunjukan konser musik anak yang akan memberikan edukasi musik dan budaya di acara Pelangi Melodi Indonesia. Acara hebat ini akan digelar di Auditorium RRI jalan A Yani 144-146, hari Minggu (24/7).





Pongki Barata Ciptakan Lagu Tema Gerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia

CERITAMU.COM - Bukan sebuah berita baru kalau Pongki Barata, vokalis Jikustik, pemain bass The Dance Company , dan pencipta lagu hits, adalah orang yang bertanggungjawab atas ide dibuatnya sebuah album kompilasi gitar sebagai salah satu media untuk mendokumentasikan gerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia yang dicetuskan Rolling Stone Indonesia pada ulang tahunnya yang ke-6.

Pongki jugalah yang menghubungi gitaris-gitaris yang dari awal mendukung gerakan ini untuk terlibat dalam pembuatan album kompilasi gitar. Ia pun akhirnya berhasil mengumpulkan sekitar 40 gitaris yang bersedia untuk membantu pembuatan album berisi 18 lagu tersebut. Namun, tidak berhenti sampai di sana, Pongki jugalah yang bertanggungjawab atas lagu tema gerakan tersebut.

“Satu Gitar, Seribu Nada”, itulah judul lagu tema yang diciptakan Pongki. Dengan bantuan Baim, mantan vokalis Ada Band yang kini merupakan gitaris The Dance Company, sebagai produser dan co-arranger, Pongki telah menciptakan sebuah lagu megah dengan solo gitar dari sembilan gitaris ternama di bagian interlude. Gitaris-gitaris tersebut adalah Baron, Eross Chandra, Dewa Budjana, Baim, Cella Kotak, Piyu, Gugun, Abdee Negara, dan Ian Antono.

Mengenai pemilihan nama yang terlibat pada lagu tersebut, Pongki, ketika ditemui di Rolling Stone Headquarter, menjelaskan, “Saya berusaha memilih yang beragam dari segi genre dan usia. Yang pertama terpikir adalah saya mencari Baim. Lagu ‘Satu Gitar, Seribu Nada’ ini saya yang menulis lagunya, tapi Baim music producer-nya, saya hanya co-produce saja. Dari diskusi dengan Baim tersebut, terpilihlah Baron, Eross, Budjana, dan lain-lain karena genre dan usia.”

Pongki lalu menjabarkan satu persatu: untuk generasi muda ia mengajak Cella Kotak yang juga dianggap Pongki sebagai masa depan gitaris Indonesia, lalu untuk generasi di atasnya ia memilih Eross karena gaya bermain gitarnya yang khas, Baron dipilih karena imejnya yang sangat gitaris, Budjana mewakili aliran jazz, rock n’ roll diwakili oleh Abdee, sementara bluesdiwakili oleh dua orang sekaligus, Gugun dan Baim, dan ditutup oleh penampilan Ian Antono sebagai legenda hidup gitaris Indonesia.

Selain itu, “Satu Gitar, Seribu Nada” juga akan menampilkan vokal dari Baim, Gugu, dan Kin The Fly. Pongki mengaku bahwa tadinya dia lah yang akan mengisi vokal dari lagu tersebut, namun ia merasa bahwa hal tersebut tidaklah tepat.

“Tadinya saya yang akan mengisi vokal pada lagu itu, tapi kemudian saya merasa aneh. Tidak tepat kalau saya yang menyanyi. Ketika saya berbincang dengan Baim dan Budjana, muncullah ide agar yang menyanyi gitaris juga, agar konsep gitarnya semakin kuat. Akhirnya terpilihlah Baim, Gugun, dan Kin The Fly. Kami memilih mereka karena mereka bertiga memiliki imej kuat sebagai gitaris/vokalis. Sebagai gitaris mereka oke, sebagai vokalis juga oke,” ujar Pongki.

Lagu tersebut akan dicantumkan pada album 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia yang hasil penjualannya akan disumbangkan 100 persen ke akun gerakan sosial tersebut dengan diawasi oleh auditor independen. Album tersebut rencananya, paling cepat, akan dirilis pada pertengahan bulan puasa nanti dan dapat dipesan dengan dua cara, yaitu pemesanan secara online dan pembelian di toko musik seperti biasa. (MY/Istimewa)



Sumber www.rollingstone.co.id

Thursday, July 14, 2011

GBS Kritik Kurangnya Promosi Indonesia di Luar Negeri

Gugun Blues Shelter (Foto: Tomi Tresnady/okezone)
Gugun Blues Shelter (Foto: Tomi Tresnady/okezone)JAKARTA - Musik bisa menjadi tren dunia dan menjadi ajang untuk promosi suatu negara. Itulah pandangan dari grup band Gugun Blues Shelter (GBS).

Menurut band beraliran blues ini, musik merupakan cara modern untuk mempromosikan suatu negara. Sebab, musik didengarkan oleh banyak orang dan bersifat universal.

“Kalau promosi 'Beautiful Indonesia' itu sudah kuno. Mereka juga enggak ada yang tanya satupun sama kita tentang itu. Mereka itu tanyanya, band apa yang lagi top di sini. Mereka enggak tanya, 'Elo punya komodo ya? Ada Borobudur ya?” kata sang drummer, Bowie, saat berbincang dengan okezone di Jakarta, belum lama ini.

Dia juga memberi sedikit sentilan kritik kepada pemerintah, khususnya Kementerian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar) yang masih menggunakan cara tradisional dalam mempromosikan Indonesia.

Menurut pria berambut cepak ini, Kemenbudpar seharusnya mendukung para musisi modern untuk melakukan tur di luar negeri sehingga melalui musik, para musisi Indonesia bisa mempromosikan negerinya.

“Budpar kalau enggak sponsorin musisi Indonesia modern bahaya imejnya. Sebetulnya, musik itu senjatanya pemerintah. Enggak hanya musik saja, tapi kesenian juga. Itu light topic karena enggak berhubungan dengan tentara. Kalau di luar, people more talking about it daripada your religion, dari mana suku elo atau politik di negara elo gimana. Mereka enggak ngomongin itu. Ngomonginnya pasti musik, seni, patung, tari,” tandas pemilik album 'Get The Bug', itu.

Monday, July 11, 2011

Wow! Putri Ayu akan berduet dengan Shakira dan Katy Perry



Masih ingat dengan Putri Ayu? remaja jebolan Indonesia Mencari Bakat ini memang kabarnya sudah lama tak didengar, namun rupanya dia masih aktif mengisi acara off air. Satu lagi, remaja yang menekuni dunia seriosa ini akan berduet dengan penyanyi dunia, Shakira dan Katy Perry.

“Bersyukur saja bisa terpilih, sebenarnya banyak remaja yang berprestasi, karya nya bagus, namun aku senang bisa gabung di acara ini,” jelasnya, Rabo (06/07) kemarin di Glass House, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Terpilihnya Putri Ayu dianggap sebagai contoh remaja berprestasi yang tak mudah terbawa arus pergaulan di kalangan anak muda.
Tak hanya Shakira maupun Katy Perry, penyanyi berdarah Batak itu pun akan satu panggung dengan Enrique Iglesias, Tata Young, dan grup Kpopo Boyfriend di ajang tersebut. Miss Teen Indonesia akan berlangsung pada 21 Juli 2011.