Monday, June 13, 2011

Gerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia Tayang di Kick Andy!



image
Salah satu adegan saat taping Kick Andy (Foto: Adib Hidayat)
Jakarta - Program Gerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia yang digagas oleh Majalah Rolling StoneIndonesia yang didukung para gitaris terkemuka tanah air rencananya akan tampil di talkshowinspiratif Kick Andy! di Metro TV pada hari Jumat (10/6) pukul 21:30 WIB dan re-run pada hari Minggu (12/6) pukul 15:30 WIB.

Ini adalah sebuah gerakan sosial yang berbentuk pembagian 1000 buah gitar akustik kepada anak-anak kurang mampu dari berbagai usia, suku, ras, dan agama. Dibagikan dalam rentang waktu satu tahun dan didistribusikan secara nasional ke 100 rumah singgah, pesantren, panti asuhan, penjara anak-anak, dan lainnya.

Rolling Stone melibatkan industri musik Indonesia dalam gerakan ini, dan nantinya akan ada 100 orang gitaris Indonesia dari berbagai genre musik yang akan kami undang untuk ikut berpartisipasi menjadi ikon dari gerakan ini.

Para gitaris nasional ini rencananya akan kami libatkan dalam kegiatan mendistribusikan gitar ke titik-titik pembagian, dan memberikan sedikit coaching clinic yang kami yakini akan menjadi inspirasi yang penting bagi para anak-anak.

Kali ini tidak hanya gitaris pria saja yang tampil di layar kaca namun beberapa wajah manis para gitaris wanita tangguh juga memberi dukungan penuh terhadap gerakan ini.
Di antaranya Endah dari Endah N Rhesa, Sashilia Gandarum, gitaris Drew, Via, Riry dan Qoqo dari She juga turut berpartisipasi di acara ini.

Para gitaris wanita ini mempersembahkan sebuah lagu karangan mereka sendiri yang mereka beri judul “Berbagi Cinta”, yang mereka mainkan secara indah dan menunjukkan sebuah dukungan luar biasa bagiGerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia.

Tak hanya itu dukungan dari para gitaris terkemuka Indonesia pun terus berlanjut. Terhitung ada belasan gitaris top Indonesia yang hadir malam itu dan mendukung gerakan ini. Gitaris yang hadir diantaranya adalah Ian Antono, Dewa Budjana, Aria Baron, Ridho Slank, Eet Syahranie, Irfan Samsons, Kin Aulia, Ovy /rif, Edwin Coklat, Baim, Satrio Alexa, Jubing kristianto dan John Paul Ivan.

Di akhir acara ini dilakukan pula pembagian 10 gitar secara simbolis oleh perwakilan LangitMusik dan YKDK kepada anak-anak panti asuhan. Kedua pihak ini telah berkomitmen untuk mendukung penuh Gerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia dengan menyumbangkan 100 gitar dari masing-masing pihak.

(wp/RS)

Pekan Raya Jakarta 2011: Sajikan Acara Musik 32 Hari Nonstop

 
 Jakarta, Radaronline
Pekan Raya Jakarta 2011 atau PRJ resmi dibuka pada Kamis (9/6) kemarin. Yang mana PRJ kali ini menyuguhkan acara musik dari puluhan artis ibukota dan even menarik lainnya. Di antaranya, God Bless, Slank, Ungu, /rif, Geisha, Vierra, Sheila on 7, Duo Maia, Iwan Fals, Naif, Shandy Sondoro, Tompi Gigi, Yovie n Nuno, Triad, The Virgin, Ada Band, Hijaudaun, Tony Q Rastafara serta Endah and Rhesa.

"Ini kan pestanya Jakarta. Jadi budaya dan musik Jakarta tidak kami lupakan," terang salah seorang panitia, saat menggelar konfrensi pers di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/6).

Pesta tahunan yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI dalam rangka HUT Kota Jakarta ke 484. Yang mana ditahun-tahun sebelumnya, PRJ 2011 kembali menggelar pesta musik secara 32 hari nonstop. (rani/yeni)

Musisi Indonesia Kuasai Nominasi APM 2011

Kapanlagi.com - Para musisi Indonesia kembali berkompetisi dengan musisi dari Malaysia dan Singapura dalam ajang penghargaan Anugerah Planet Muzik (APM) yang ke-10. Ajang yang akan digelar pada 15 Juli di Singapore Expo's Max Pavillion ini akan menampilkan para musisi berkelas.
Para musisi Indonesia seperti RossaGlenn FredlyJudikaSandhy SondoroIgoGovindaZiviliaWaliAndra and The Backboned MasivKotakUngu,AfganAri Lasso juga Bunga Cintra Lestari siap memboyong penghargaan tersebut ke tanah air.
Sementara itu musisi Malaysia seperti Faizal TahirSiti Nurhaliza dan Ning Baizura dan dari Singapura juga tak tinggal diam. Ajang yang sempat terhenti di tahun 2010 karena keputusan penyelenggara dipastikan akan seru dan menjadi ajang bergengsi bagi para musisi tersebut.
Berikut beberapa nominasi APM 2011:
Best Vocal (New Male Artiste)
* Aris - 1000 X Maaf
* Febrian - Cinta Itu Gila
* Igo - Kemenangan Cinta
* Sandhy Sondoro - Bunga Mimpi
* Sezaire Sezali - Matahari
Best Vocal (New Female Artiste)
* Aisya Hasnaa - Lagu Mahu Kamu
* Amanda Imani - Selami Cintailah
* Ana Raffali - Tolong Ingatkan Aku
* Mytha - Seperti yang Kau Minta
* Roze - Harum
Best Vocal (New Duo/Group)
* Ana Raffali, Sohaimi Meor Hassan & Altimet - Kalau Berpacaran
* Azlan & The Typewriter - Kelibat si Penyiar
* Govinda - Bawa Aku Lari
* Proyek Pistol - Wanita Seluruh Dunia
* Zivilia - Aishiteru
Best Collaboration
* Siti Nurhaliza & Krisdayanti - Amarah
* Didicazli & Giselle - Berteman Rindu
* Atilia & Maliq & d'Essentials - Harus Bagaimana
* Aliff Aziz & Joanna - Kalau Cinta
* Dayang Nurfaizah & Marcell - Sayang
Best Male Artiste
* Faizal Tahir
* Glenn Fredly
* Hady Mirza
* Hafiz
* Judika
Best Female Artiste
* Agnes Monica
* Ana Raffali
* Astrid
* Rossa
* Sarah Aqilah
Best Duo/Group
* Andra & the Backbone
* d'Masiv
* Kotak
* 3 Suara - Jaclyn, Ning & Shila
* 6ixth Sense
* Ungu
Best Album
* Wali - Cari Jodoh
* Siti Nurhaliza & KD - CTKD
* Kotak - Energi
* Ana Raffali - Ketika Aku Kecil
* Hady Mirza - Sang Penyanyi
* 3 Suara - 3 Suara
Best Song Indonesia
* Wali - Cari Jodoh
* Ari Lasso - Cintailah Aku Sepenuh Hati
* BCL - Karena Kucinta Kau
* Kotak - Pelan-pelan Saja
* d'Masiv - Rindu 1/2 Mati  (kpl/faj)

Tuesday, June 7, 2011

review: INDONESIA REGGAE FESTIVAL 2011

SATU HARI GA CUKUP UNTUK PESTA MUSIK


Terhitung ada 50 band dari ujung barat Indonesia, sampai papua. Dan acara yang digelar hari Sabtu, tanggal 21/05/2011 ini juga membuat berbagai komunitas yang bersinggungan dengan reggae. Di parkiran PRJ kemayoran banyak terlihat rombongan scooter, motor tua Inggris, sampai Harley Davidson.

 
 Festival Reggae ini mengandalkan 2 panggung besar sebagai penarik pengunjung. Nama-nama band yang besar di daerah bisa dinikmati disini. Seperti Richard The Gillis, yang sempat berkeliaran di Jakarta namun akhirnya memilih menetap di Gilli Trawangan, Lombok. Masih dari Lombok ada S2B, yang kabarnya hampir tiap hari menghibur turis yang berkunjung ke Gilli Trawangan.
 
 Joni Agung & Double T yang identik dengan reggae bar Apache di Legian, Bali juga hadir dengan beberapa lagu berbahasa Bali. Dan masih banyak lagi dari berbagai kota di Indonesia.
 Mereka berbagi panggung rata dengan nama-nama yang lebih dikenal seperti Tony Q, Steven Jam, Gangsta Rasta, Ras Muhamad, Ray D' Sky dan Shaggy Dog.
Dan juga penampilan spesial dari Iwan Fals, yang dengan gagah tampil sendirian diatas panggung membawakan lagu-lagunya dengan sentuhan reggae. 
  Bukan cuma band-nya yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Di dalam venue, terlihat beberapa tenda yang digelar oleh penonton yang datang dari luar kota. Memet, manager Shaggy Dog mengaku cukup pusing untuk menjelaskan lokasi venue kepada beberapa Doggies yang datang naik motor dari jawa tengah dan timur.

 Mustinya, suasana event ini bisa lebih seru kalau tidak hanya mengandalkan panggung. Mungkin lebih seru kalau saja di area peristirahatan ada bengkel dreadlock, tattoo, scooter dan berbagai element yang ada di kultur reggae. Tidak hanya makanan dan minuman seperti pensi. Kalau merchandise berupa t-shirt dan pernak pernik reggae sih terlihat hadir.

 Di luar itu, acara ini bisa dibilang dahsyat. Rundown acara yang mustinya selesai jam 24.00, terganggu dengan pidato Presiden RI yang menghadiri acara Waisak di bagian lain PRJ Kemayoran. Sehingga acara musti dihentikan cukup lama. Dahsyatnya bukan itu, tapi penonton tetap memadati venue menikmati band-band yang main dengan berbagai cara mereka. Sampai jam 02.00 dini hari, masih lebih dari separuh venue ikut berdansa bersama Shaggy Dog yang tampil setelah Big Mountain.

 Sementara penampilan Big Mountain malam itu paling terasa saat mereka membawakan Carribean Blue, Baby I Love Your Way dan encore One Love (Bob Marley).

 Semoga, Indonesian Reggae Festival berikutnya, lebih seru. Dan lebih menunjukan kultur reggae dengan lebih jelas. Yang jelas, satu hari enggak cukup buat band se-Indonesia. Kalau soal ada ditunggangi kepentingan politik di tengah acara, woles aja deh, bro! Semoga yang tersebut sebagai 'Pembina' dan 'Bapak Reggae Indonesia' bisa benar-benar membawa atmosfer positif bagi musik reggae Indonesia.

 Jah bless..

Exellentia, Buah Kematangan KLA Project

Exellentia

Mengulas KLA Project tentu tidak bisa dilepaskan dengan karakteristik musiknya yang unik. Sejak munculnya KLA Project diblantika musik Indonesia tahun 1989, band beraliran pop ini menegaskan diri sebagai band yang akan konsisten mengusung musik berkualitas. Ucapan beberapa puluh  tahun lalu dibuktikan dalam setiap album yang dilahirkan, tak kecuali album yang ke 10 yang  belum lama ini dilansir.  Album bertitel " Exellentia" bisa dibilang sebagai album pembuktian atas komitmen yang diucapkan  Katon Bagaskara, Lilo dan Adi Adrian.

Karakter bermusiknya tidak jauh beda dengan album-album sebelumnya, namun yang tampak dalam album berisi 10 lagu ini adalah kematangan bermusik, serta  kepandaian dalam mencipta "corak" bermusik yang  lebih modern sesuai dengan perkembangan jaman.  Simak saja tembang "Revolusi Disco" yang disuguhi dideretan awal lagu dalam album ini. Lagu ini oleh Katon dikemas dengan gaya bermusik yang modern dan syair yang sangat mudah dicerna dan puitis.

Darahku di dalam darahmu/membaur menyalah merahnya, kawan/Denyut jantungku/memadu ke jantungmu/Tak ada lagi keraguan, kita satu tujuan... Lepaskan suara hatimu/menghimpun perubahan nyata, kawan/Denyut jantungku/setarakan jantungmu/ Tak ada lagi kepalsuan, kita satu tujuan. Cukuplah kita diamkan/Sementara t'lah jauh permainan/Mereka t'rus berperan/tak pernah beri kesempatan/giliran kita/sekarang !!!

Musiknya yang enak didengar (easy listening), menjadikan tembang ini sebagai andalan dalam album ini. Sesuai dengan judulnya, Katon menimpali dengan suara dentuman disco yang smooth. Kombinasi musik yang seimbang dengan kualitas vokal yang pas semakin menunjukkan kedewasaan KLA Project dalam bermusik, apalagi  tembang ini didukung dengan tambahan backing vokal  yang "manis"

Karakter suara Katon Bagaskara bisa dibilang selalu memiliki chemistry dengan lagu yang diciptakan. Tidak hanya  karakter suaran  yang unik dan syair yang puitis, namun juga penghayatan bisa didengarkan hampir dalam semua lagu. Misalkan dalam tembang "Cinta (Bukan) Hanya Kata". Dibagian intro, lirik dibawakan dengan cara "memenggal" diiringi dengan nada slow yang kemudian makin meninggi menjadikan  ciri KLA yang selalu ditampilkan.  Ini juga yang ada dalam tembang "Hilang Separuh Arti", "Mana Kutahu" dan "Hidup adalah Pilihan"

Kehadiran rekan-rekan sesama musisi yang membantu terwujudnya album ini juga memberikan andil besar. KLA Project, dengan pengalamannya bermusik tidak serta-merta jumawa bisa menggarap semuanya. KLA Project misalkan meminta bantuan  banyak pihak, misalkan untuk backing vokal, drum, bass hingga arransement lagu.

KLA Project selama karirnya sudah menghasilkan 10 singel album, 4 kompilasi dan beberapa gelaran konser.  Hal yang bisa dipetik dari kemunculan album ini adalah konsistensi dalam bermusik. KLA bukan saja menghasilkan musik yang enak didengar, namun juga berkualitas dalam sisi penggarapan disetiap karyanya. Maju terus KLA Project. [lyz/cover:KLA Corp]
Artist / BandKla Project
Judul AlbumExellentia
LabelKLA Corp
Ratingratingratingratingratingrating

PRESTASI TERSELUBUNG INNOCENTI, OASIS & JAMIROQUAI LEWAT !!


Musicbandung.com-Innocenti merupakan sekolompok musisi yang luar bisa, berdiri tahun 2004 mereka telah mengeluarkan 2 album dan ikut serta dalam beberapa kompilasi. Dan ada satu hal yang luar biasa dari mereka yang masih asing di gendang telinga kalian, yaitu salah satu single mereka “Better Listen To Us” masuk dalam chart 10 besar di salah satu radio ternama di Inggris.
“Suatu hari keasikan mainin Mayspace dan gayung bersambut ke salah seorang DJ di modradio U.K, dia ceritanya suka banget sama Innocenti, lalu mereka meminta kami untuk mengirim single ke mereka.”Ujar Tiffani, manager Innocenti.
Hebatnya lagi pada tahun 2010 yang lalu, single mereka tersebut berada di peringkat ke empat  selama hampir satu bulan serta mampu menyaingi beberapa musisi lokal Inggris, sebut saja Oasis dan Jamiroquai yang berada di bawah Innocenti dalam urutan chart tersebut.
“Lalu setelah itu, kita juga dimintai oleh mereka untuk membuatkan jingle mereka. Dab sudah kita buat beberapa bulan lalu. Bersambut lgi kita mulai diliput di sebuah webzine yang cukup, sepertinya, nampak, dan agak besar disana themodgeneration.uk nama situsnya.” Tambahnya.
Selepas dari itu mereka baru saja mengeluarkan album terbarunya ‘Humaniora’ yang merupakan potret nyata dari keadaan  sosial masyarakat pada saat ini, khususnya di kota besar. Album tersebut mereka rilis di Singapura bertepatan dengan hari buruh international atau yang di kenal dengan Mayday.
Terlepas dari menggemanya nama Innocenti di dataran Eropa, mengapa tidak untuk di tanah kelahiran sendiri?? yaitu Indonesia.
“Berdirinya Innocenti yang musiknya lebih ke era R n’ B, Soul, 60′s, dll. Masih asing banget kalo untuk di Indonesia sendiri. Karena sceen mods juga masih termasuk baru di Indonesia. Jadi ya sejujurnya untuk respon dalam negeri sendiri masih begitu-begitu saja. Dan entah mengapa justru di luar kok jadi mereka tertarik sekali sama Innocenti.” Ujar Tiffani.
Sebuah prestasi yang patut di banggakan dan harus kita dukung, dimana Innocenti sendiri merupakan kelompok musisi berbakat dari negeri Indonesia yang namanya melejit di tanah Eropa. Kasus seperti ini telah banyak kita temui, banyaknya musisi lokal yang menjulurkan namanya di luar sana tapi sayangnya respon dari negerinya sendiri sangat minim.
“Bisa dibilang Innocenti adalah pionir band mods di Indonesia. Proses yang lama untuk memperkenalkan musik, fashion, lifestyle, attitude, ke dalam masyarakat Indonesia.” tambahnya.
Semoga Innocenti dapat mengambil perhatian para pecinta musik di tanah air, dan dapat menjadi motivasi dari berbagai musisi di Indonesia khususnya dan mungkin saja  di luaran sana. Great Jimmy Great..!!!

Raisa: solois pendatang baru di industri musik Indonesia

Raisa Launching Album Photo and Report

Raisa Andriana adalah solois pendatang baru di industri musik Indonesia. Raisa ter-influence oleh Brian McKnight, India Arie, Stevie Wonder, JoJo, Joss Stone, Alicia Keys, James Ingram, Mariah Carey, hingga Whitney Houston.
Asta Andoko “RAN”, Ramadhan Handy dan Adrianto Ario Seto dari “Soulvibe” sepakat duduk di kursi produser membantu Raisa mengerjakan debut albumnya.
Raisa telah merilis debut single “Serba Salah” akhir Juli lalu secara independen. Serba Salah adalah lagu ber-genre pop yang diberikan sentuhan RnB. Serba Salah pertama kali mengudara di radio-radio di kota Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali dan Makassar. Termasuk dirilis secara digital pada website-website social media.
Sampai bulan Mei ini, Video akustik Serba Salah di Youtube sudah dilihat lebih dari 170.000 kali. Berhasil masuk di frontpage Yahoo! Indonesia pada 26 November 2010. Bertahan 4 hari di frontpage Yahoo! Indonesia. Berdasarkan data statistic yang dirilis pihak Yahoo! Indonesia, Feature Raisa mendapat apresiasi yang sangat baik. Mendapat 958.068 views, 405 comments 253 recommendations dan 118.434 clicks.
Bulan Maret 2011 Universal Music Indonesia memperkenalkan Raisa sebagai artis barunya. Dan melalui label Universal Music Indonesia, Raisa secara resmi merilis single perdana Serba Salah yang diambil dari album debutnya yang berjudul Raisa. Debut albumnya dirilis tanggal 11 Mei 2011. Berisi Sembilan lagu yang 80 persen-nya Raisa turun tangan langsung dalam proses pengerjaannya.
Text: Universal Music Indonesia
Docs: Nikensari Pristandari

“Indonesian Society” Juarai Festival di Inggris


Mahasiswa Indonesia di Newcastle yang tergabung dalam Indonesian Society (Indosoc) menyisihkan kontingen negara lain untuk menjuarai festival `Come Dine with Me` yang diadakan Union Society, Newcastle University, di Kota Newcastle, Inggris.
Ketua PPIUK 2010-2011, Tara Hardika, mengatakan dengan mengusung tema “Indonesia, Ultimate Diversity”, tim kesenian IndoSoc didukung Pensosbud KBRI London menyajikan tari-tarian, musik, makanan khas Indonesia.
Pada kegiatan yang dimulai pukul enam sore itu, mahasiswa Indonesia membuka acara dengan Tari Belibis dari Bali yang menceritakan sekelompok burung belibis, dibawakan Putri, Cecilia, dan Lavena.
Dilanjutkan dengan Tari Saman dari Aceh, kolaborasi musik angklung, dan ditutup dengan Tari Ngibing dari Betawi.
Tari Saman yang dibawakan sekelompok penari berkostum menyala merah kuning mengundang applaus pengunjung yang terpana dan kagum dengan gerakan ritmis Tari Saman.
Sementara, tim angklung IndoSoc pimpinan Yandri Krisanto, menyihir pengunjung dengan suara unik angklung yang membawakan beberapa lagu daerah serta lagu `Imagine` dari John Lennon.
Selain pertunjukan hiburan, games, dan aneka doorprize, sepanjang acara pengunjung dimanjakan dengan aneka makanan khas Indonesia sajian ibu-ibu di Newcastle seperti risoles, siomay, nasi kuning, rendang, ayam bumbu bali, telor dadar, bacem, dan emping melinjo.
Presiden IndoSoc, Putri Sari Suci mengatakan tiket yang disediakan panitia habis terjual sebelum acara dimulai. 
Sementara itu, Ketua PPI Newcastle, Grari Garisetya mengatakan keberhasilan acara ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan banyak pihak, salah satunya masyarakat Indonesia yang ada di kota Newcastle.
Grari mengharapkan agar para mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI Newcastle dan PPI UK terus bersemangat mempromosikan citra positif Indonesia dalam kegiatan sejenis.
Sumber: ANT

Melodi Manis: Kelompok Pemusik Angklung dan Arumba asal Jepang


Kelompok pemusik angklung dan arumba asal Jepang bernama Melodi Manis sedang berlatih di Laboratorium Tari dan Musik Karawitan Balekambang, Kramat Jati, Jaksel (Foto: IMANUEL MORE GHALE/KOMPAS)
Irama musik perpaduan angklung dan arumba begitu ritmis membahana dari Laboratorium Tari dan Musik Karawitan, Balekambang-Condet, Jakarta Selatan. Berbagai jenis lagu, mulai lagu daerah hingga pop Indonesia mengalun merdu dengan komposisi yang pas.
Hanya sang konduktor dan penabuh gendang yang terlihat berwajah Indonesia. Selebihnya adalah sembilan orang wanita yang terlihat begitu terampil memainkan melodi, ritem hingga bas arumba dan angklung. Mereka adalah grup Melodi Manis, sekelompok warga Jepang yang menjadi binaan Budi Abdurrahman (50) beserta rekannya Ario.
Fakta ini unik sekaligus aneh. Di saat jejak kesenian Betawi maupun tradisi Nusantara lainnya mulai meredup dari perhatian generasi muda Jakarta, Budi Abdurrahman masih mampu membentuk empat kelompok pemusik arumba dan angklung.
Saat teater Topeng dan Lenong miskin peminat, ada orang seperti Naoko Yamaji yang datang ribuan mil dari Nagasaki, Jepang, menuju Jakarta khusus untuk mempelajari arumba dan angklung.
Unik karena Naoko benar-benar seorang berbasis musik. Sejak kecil ia telah belajar piano. Dengan predikat sebagai sarjana musik, Naoko bisa dipastikan telah mengenal ragam alat musik dari berbagai belahan dunia. Namun, ia justru memilih mempelajari arumba dan angklung. Ia meninggalkan profesinya sebagai guru piano, melepaskan alat musik yang dipelajari sejak kecil untuk menekuni cara memainkan melodi dan bas alat musik pukul asal Sunda, Arumba. “Menjadi pemain melodi arumba adalah yang paling menarik bagi saya,” kata Naoko seusai latihan
Miki Megumi, wanita asal Osaka ini tidak jauh berbeda. Saat kecil ia menggemari piano. Jari-jarinya mulai meninggalkan bilah-bilah tuts piano menjelang dewasa. “Saya sangat tertarik pada angklung, juga arumba,” kata ketua kelompok Melodi Manis, sekaligus orang yang cukup lancar berbahasa Indonesia di antara mereka.
Mereka rata-rata telah berada di Indonesia hampir setahun. Anggota terbaru malah sudah tujuh bulan berada di Jakarta. Wanita tersebut berasal dari Fukushima, salah satu kota yang menjadi wilayah terparah akibat gempa Jepang. “Keluarga saya semuanya selamat. Itu yang terpenting bagi saya,” katanya. Karena itu, menurutnya, kondisi kotanya saat ini tidak lagi mengganggu konsentrasi latihan.
Budi sendiri sudah melatih warga negara Jepang sejak 1993 . “Sejak itu, mereka (WN Jepang) tak hentinya datang untuk berlatih di sini. Setiap tahun pasti ada beberapa kelompok baru,” kata pria asli Sunda yang mengaku belajar alat musik khas daerahnya secara otodidak.
Budi semdiri yang membuat komposisi musiknya, tergantung pada jumlah orang dan pilihan alat musiknya.
“Kalau ini (grup Melodi Manis) perpaduan angklung dan arumba. Ada juga kelompok khusus arumba seperti Pelangi-Pelangi dan Buluh Perindu,” katanya.
Ia sendiri menyukai penampilan sebagai suatu orkestra. “Kalau jumlah pemainnya mencapai 30 orang, kita buat orkestra. Jenis alat musik yang dipakai lebih banyak dan suaranya lebih variatif, meski komposisinya lebih rumit,” ujar pria yang sudah mendalami alat musik arumba sejak 1982 ini.
Ia sendiri mengaku tidak cemas akan kehilangan peminat dari Jepang. Pasalnya, latihan keseniannya sudah masuk dalam destinasi yang direkomendasikan ke wisatawan asal Jepang di negara asalnya.
Apa yang dialami Budi berbanding terbalik dengan kesenian tradisional betawi di tempat tersebut. Laboratorium Tari dan Musik Karawitan, sesuai namanya, sebenarnya dibangun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI untuk mengembangkan budaya betawi di daerah Balekambang-Condet. Lantaran, Condet dikenal sebagai salah satu kawasan di Jakarta dengan yang memiliki banyak komunitas betawi. Sayangnya, upaya pelestarian itu memudar dan kurang mampu menarik minat generasi baru.
Herry Zulkaman, staf Balai Latihan Kesenian Jakarta Selatan tidak melihat minat kaum muda sebagai alasan. Situasi ini, menurutnya, lebih disebabkan pasang-surut alias tidak menentunya kehidupan sanggar seni dan budaya.
“Rata-rata seniman tradisional murni menggantungkan hidupnya dari penghasilan sanggar mereka. Kalau yang terjadi hanya pengeluaran untuk latihan melulu, sedangkan pementasannya jarang, kebanyakan mereka akan kembang-kempis hidupnya,” kata pria asal Aceh yang sangat memperhatikan pengembangan seni tradisional.
Karena alasan itulah, pihaknya, kata Herry, aktif melakukan pembinaan sanggar-sangar seni dan bekerja sama atau memfasilitasi kegiatan pertunjukan bagi mereka.
Jika hal itu tidak dilakukan, maka situasi kontras sebagaimana di Balekambang yang akan terlihat: warga negara asing tampil dengan musik tradisional nusantara. Sementara kita menjadi penonton yang terkagum-kagum dengan penampilan mereka.
Sumber: KOMPAS