GBS Kritik Kurangnya Promosi Indonesia di Luar Negeri
Gugun Blues Shelter (Foto: Tomi Tresnady/okezone)
JAKARTA - Musik bisa menjadi tren dunia dan menjadi ajang untuk promosi suatu negara. Itulah pandangan dari grup band Gugun Blues Shelter (GBS).
Menurut band beraliran blues ini, musik merupakan cara modern untuk mempromosikan suatu negara. Sebab, musik didengarkan oleh banyak orang dan bersifat universal.
“Kalau promosi 'Beautiful Indonesia' itu sudah kuno. Mereka juga enggak ada yang tanya satupun sama kita tentang itu. Mereka itu tanyanya, band apa yang lagi top di sini. Mereka enggak tanya, 'Elo punya komodo ya? Ada Borobudur ya?” kata sang drummer, Bowie, saat berbincang dengan okezone di Jakarta, belum lama ini.
Dia juga memberi sedikit sentilan kritik kepada pemerintah, khususnya Kementerian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar) yang masih menggunakan cara tradisional dalam mempromosikan Indonesia.
Menurut pria berambut cepak ini, Kemenbudpar seharusnya mendukung para musisi modern untuk melakukan tur di luar negeri sehingga melalui musik, para musisi Indonesia bisa mempromosikan negerinya.
“Budpar kalau enggak sponsorin musisi Indonesia modern bahaya imejnya. Sebetulnya, musik itu senjatanya pemerintah. Enggak hanya musik saja, tapi kesenian juga. Itu light topic karena enggak berhubungan dengan tentara. Kalau di luar, people more talking about it daripada your religion, dari mana suku elo atau politik di negara elo gimana. Mereka enggak ngomongin itu. Ngomonginnya pasti musik, seni, patung, tari,” tandas pemilik album 'Get The Bug', itu.
Menurut band beraliran blues ini, musik merupakan cara modern untuk mempromosikan suatu negara. Sebab, musik didengarkan oleh banyak orang dan bersifat universal.
“Kalau promosi 'Beautiful Indonesia' itu sudah kuno. Mereka juga enggak ada yang tanya satupun sama kita tentang itu. Mereka itu tanyanya, band apa yang lagi top di sini. Mereka enggak tanya, 'Elo punya komodo ya? Ada Borobudur ya?” kata sang drummer, Bowie, saat berbincang dengan okezone di Jakarta, belum lama ini.
Dia juga memberi sedikit sentilan kritik kepada pemerintah, khususnya Kementerian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar) yang masih menggunakan cara tradisional dalam mempromosikan Indonesia.
Menurut pria berambut cepak ini, Kemenbudpar seharusnya mendukung para musisi modern untuk melakukan tur di luar negeri sehingga melalui musik, para musisi Indonesia bisa mempromosikan negerinya.
“Budpar kalau enggak sponsorin musisi Indonesia modern bahaya imejnya. Sebetulnya, musik itu senjatanya pemerintah. Enggak hanya musik saja, tapi kesenian juga. Itu light topic karena enggak berhubungan dengan tentara. Kalau di luar, people more talking about it daripada your religion, dari mana suku elo atau politik di negara elo gimana. Mereka enggak ngomongin itu. Ngomonginnya pasti musik, seni, patung, tari,” tandas pemilik album 'Get The Bug', itu.
No comments:
Post a Comment