Thursday, June 2, 2011

bahaya mendengarkan musik melalui earphone? ini tipsnya.

http://nidasa.files.wordpress.com/2010/10/iphone-earphone.jpg?w=240&h=235Pastinya Anda semua juga sudah tau bahaya penggunaan earphone sejak dulu kala. Akan tetapi, lebih banyak orang mengabaikannya, terlebih karena dia bisa merasa nyaman ketika menggunkan earphone, sehingga masalah yang begitu penting, yaitu masalah pendengaran pun terabaikan.
Menurut hasil penelitian Jenny Bashiruddin, yang juga ahli THT, efek bising ini memang luar biasa. “Tak ada yang menyadari, misalnya, pusat permainan anak-anak di mal juga sumber bising berbahaya, karena tingkat kebisingannya mencapai 90-95 desibel,” kata Jenny, yang melakukan penelitian efek bising di berbagai tempat selama 2007.
Dengan tingkat suara setinggi itu, anak-anak seharusnya hanya boleh tinggal satu-dua jam. Jika lebih lama dari itu, akan terjadi kelelahan koklea (rumah siput), yang berperan penting dalam proses pendengaran. Kelelahan koklea yang terjadi terus-menerus dan tak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan pendengaran menetap. Menurut Jenny, makin sering dan lama diserbu kebisingan, makin cepat berkurang masa seseorang mampu mendengar secara normal. Alhasil, tuli pun makin dini menyerang orang.
Efek yang ditimbulkan oleh earphone akan semakin buruk jika si pemakai cenderung menggeber volume keras-keras agar telinga mereka tidak terganggu suara berisik di sekitarnya. “Seperti jika digunakan dikendaraan, termasuk pesawat dan kereta api.
Orang yang mengalami gangguan teryhadap pendengarannya, biasanya harus melakukan terapi hiperbalik dan diberi obat-obatan khusus, sehingga tingkat ketuliannya berkurang, tetapi tidak sembuh. Sebab, yang rusak adalah sel rambut pada organ telinga bagian dalam yang berfungsi menangkap rangsangan atau frekuensi suara. Bila bagian ini sudah terganggu dan rusak, tak akan bisa kembali normal.
Berdasarkan data yang diperoleh dari : http://kosmo.vivanews.com/news/read/133580-hati_hati___earphone__bisa_sebabkan_tuli
Normal pendengaran manusia berkisar antara 0-25 db. Orang yang mengalami gangguan pendengaran hingga 100db hanya bisa mengembalikan derajat ketulian menjadi 55 db dan ini termasuk dalam kategori ketulian derajat sedang-berat yang tidak akan mungkin kembali normal.
Dan perlu diketahui, gejala awal gangguan ini hanya di nada tinggi sehingga sering tidak dirasakan karena umumnya kita bercakap-cakap dalam nada rendah. Setelah semua frekwensi terkena, baru terasa bahwa pendengaran terganggu dan sudah terlambat untuk diobati.
Untuk itu, agar terhindar dari ketulian, gunakan alat pemutar musik dengan baik dan benar. Bagaimana caranya, berikut tipsnya :
-     Volume tidak boleh lebih dari 80 db atau tombol volume dipasang pada 50-60 % total volume.
-     Jangan terlalu lama mendengarkan musik melalui earphone, apalagi terus menerus. Beri istirahat telinga setiap ½ -1 jam. Sebab jika organ dalam koklea merasa capek, pendengaran bisa mengalami rusak permanen.
-     Gunakan alat pemutar musik yang memiliki volume control
-     Jangan gunakan alat pemutar musik dalam pesawat terbang atau pada lingkungan ramai, sebab di situasi itu Anda cenderung menaikkan volume yang akan merusak pendengaran.

No comments:

Post a Comment